Rabu, 25 Desember 2013

Cerpen Misteri : Taxi

Tidak terasa sudah 5 tahun saya menjadi supir Taxi. Gajiku ? Tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehingga saya memilih tetap bekerja dulu ketimbang menikah dengan anak orang yang belum tentu dapat kubahagiakan. 5 tahun sudah berlalu semenjak saya lulus kuliah tetapi apa daya ketika mengetahui bahwa hanya satu pekerjaan yang bisa kukerjakan yakni sebagai supir taxi yang menyedihkan ini.

Kring... kring... kring... Telepon genggam berbunyi di tengah perjalanan pulangku. "Halo, ini siapa ?" "Saya membutuhkan taxi sekarang." Yang saya dengar hanya suara seorang perempuan dengan suara serak "Di jalan mana ya ?" Tidak ada suara apapun, hening "Halo?" "142 Clerkwood" Telepon ditutup. "Aneh kali penumpang ini." Gumamku dalam hati.

Akhirnya aku sampai ke 142 Clerkwood. Disana hanyalah terdapat apartemen tua yang kumuh. Seorang perempuan separuh baya menghampiriku. "Apakah anda yang tadi meneleponku /" Jawabnya hanya disertai anggukan kepala misterius. Jujur, aku tidak percaya hantu tapi mengapa hawa dingin ini sangat membuat bulu kudukku berdiri. "Mau kena mana ya ?" Dia tidak menjawab tetapi menunjuk lurus kedepan.

Aku mengendarai lurus saja dan saat sampai di persimpangan, dia menunjuk kiri dan aku hanya mengikutinya. Jalan itu sangat panjang, tidak ada belokan. Tetapi yang membuatku heran ialah semakin aku melewati jalan itu, maka semakin gelap pula. "Anda mau kemana ?" Dia masih diam. Aku mulai merasa ketakutan. Tiba-tiba semua gelap, seakan duniaku hanya didalam taxi saja. "Ada apa ini ?" Aku mulai panik dan akhirnya kulihat mukanya. Tatapannya tajam, wajahnya memerah, dan dia seakan ingin membunuhku.

Dia mendekatiku dan akhirnya semua gelap, kini kurasa diriku melayang. Bagaikan di buku dongeng, aku sudah berada di sebuah rumah, rumah kuno. Aku terkejut saat melihat kalender. 15 Agustus 1947 ? Apakah saya kembali ke masa lalu ? Kekuatan apakah ini ? Aku menjelajahi rumah itu. Kulihat sepasang suami istri, istrinya aku kenal. Dialah yang menjadi penumpangku tadi! Darahku seakan membeku. Bagaimana mungkin seorang wanita dari tahun 1947 masih hidup dan menjadi penumpangku ?

Pikiranku tiba-tiba hilang ketika sepasang suami istri itu bertengkar. "Kau perempuan gila!" "Mengapa denganmu! Kau hanya menyia-nyiakan cinta kita!" "Memang benar! Aku tidak cinta lagi kepadamu! Kau hanya penghalang! Mana emas sialan itu!" Pertengkaran itu sangat sengit. "Bunuh aku! Sekarang!" Sang suami mendorong istrinya dan mengambil sebuah pistol di lacinya kemudian menembaknya. Aku terkejut, suaminya mungkin merasa bersalah dan akhirnya pergi meninggalkan rumah itu.

Tiba-tiba semua gelap sementara dan akhirnya kusadari, aku masih berada di rumah itu tetapi pada tahun yang berbeda yakni tahun ini alias masa kini. Rumah itu kini telah ditinggalkan. Aku melangkah ke lantai 2 dan masuk ke kamar tidur disana. Sebuah kertas kecil dalam bahasa spanyol tergeletak di atas tempat tidur itu, demikian isinya
Él me mató, mi dinero todavía en esta casa
Por favor, recuperar mi dinero y las daré a mi hermana
No se lo digas a nadie
La casa de mi hermana está a 167 Tamborine 47
Mi nombre es Clara Brown
Untung saja saya bisa sedikit bahasa spanyol karena ayahku sendiri adalah imigran spanyol. Bila diterjemahkan maka akan menjadi,
Dia membunuh saya, uang saya masih di rumah ini
Silakan kembalikan uang saya dan berikan kepada adikku
Jangan bilang siapa-siapa
Rumah adikku berada di 167 Tamborine 47
Namaku ialah Clara Brown
Akhirnya aku tahu mengapa dia membawaku kesini, dia ternyata tahu aku bisa bahasa spanyol. Aku mencari uang itu dengan senter tua yang sudah kusam. Berbekal cahaya sedikit dari senter itu, aku menjelajahi rumah itu. Menyeramkan, itulah kata yang bisa menggambarkan perasaanku sekarang. Kucari dengan teliti. Dari dapur sampai ke basement aku mencari uang yang dimaksud. Akhirnya di basementaku menemukan sebuah karung, ketika kubuka aku terkejut. Itu bukan uang tetapi emas. Bisa saja kuambil tetapi aku takut dengan hantunya. Aku keluar dari rumah itu dan menuju keluar. Ternyata taxiku masih ada, tanpa lecet sedikitpun.

Keesokan harinya, aku menuju 167 Tamborine 47. Rumah itu sangat mewah. Aku mengetuk pintu dan seorang perempuan tua yang berusia sekitar 90 tahun keluar. "Ada apa, anak muda ?" "Apakah anda mengenal Clara, Clara Brown ?" Mukanya terlihat terkejut. "Kemarin aku bertemunya di 142 Clerkwood." Perempuan tua itu menjawab "Bukankah itu adalah kompleks pemakaman." Aku terkejut, bagaimana mungkin apartemen kumuh yang kulihat ternyata adalah kuburan ? "Dia menyuruhku menyerahkan ini kepadamu nyonya." Aku menyodorkan karung berisi emas itu kepadanya, dia tersenyum "Memang betul kau ini anak mudanya."

Dia mempersilahkanku masuk dan menyuruhku duduk. Ia menceritakannya kepadaku "Dulu, kakakku menikah dengan kapten anti-tank dan berperang melawan Jepang pada saat Perang Dunia II. Dia sangat kejam. Suatu hari, dia meminta kakakku menyerahkan emas pemberian mendiang orangtuanya. Kakakku menolak sehingga dia membunuh Clara. Dia berusaha mencari emas itu tetapi tidak didapatkannya begitu pula dengan polisi yang mencari harta itu. Harta itu tetap misterius. Clara datang kepadaku malam kemarin, katanya ia menyuruh seorang anak muda untuk menyerahkan emas itu dan ternyata itu kamu." "Aku senang bila anda senang, nyonya." Perempuan tua itu tersenyum tetapi senyumannya kini terlihat menakutkan.

"Dia juga berkata, aku akan mendapat santapan malam ini."

Tidak ada komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By CLUSM and Skyzone GC

Tentang CLUSM

Blog CLUSM menyediakan informasi terbaik untuk Anda. Ingin lebih dekat dengan CLUSM? Silahkan kirimkan pesan Anda di Facebook CLUSM.
Designed By Blogger Templates