Minggu, 02 September 2012

Bahaya Pemanasan Global dari Kutub Selatan

KUTUB Selatan berpotensi menjadi penyumbang terbesar gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Mengapa?
Ilmuwan dari sejumlah universitas seperti Bristol, Utrecht, California dan Alberta mengkhawatirkan gas metana dalam jumlah besar yang tersimpan di lapisan es Kutub Selatan. Jika es meleleh, gas ini akan dilepaskan ke udara.

"Lapisan es Antartika (Kutub Selatan) ini memiliki mengandung metana, meski memang belum bisa benar-benar dipastikan," ujar para ilmuwan.

Gas metana tersebut tersimpan dalam es sebagai methane hydrate selama berabad-abad di dasar laut. Methane hydrate tersebut dalam bentuk air es dan meski jumlahnya besar, kondisinya cukup stabil.

Saat suhu naik, hydrate akan terpecah dan melepaskan gas metana dari dasar laut yang kemudian akan terlarut di air laut. Metana yang terjebak, dilepaskan permukaan laut dan akan berada di atmosfer hingga 15 tahun, mempercepat pemanasan global.

Pada tahun 2008, pakar dari Amerika Serikat dan Rusia memperkirakan 0,5 ton metana dilepaskan ke atmosfer per tahun. Setidaknya 1.400 gigaton karbon dalam bentuk metana dan methane hydrates ada di bawah es abadi Kutub Utara.

Menyusut

Jumlah lapisan es di Antartika terus menyusut. Ternyata, dari sebuah studi terbaru, diketahui bahwa tak hanya mencair karena cuaca panas, es di kutub selatan itu juga meleleh di bagian bawahnya karena tergerus arus air hangat yang mengalir di sana. Itu artinya, penelitian ini menyimpulkan kenaikan tingkat permukaan laut di masa depan naik jauh lebih cepat dibandingkan prediksi para ilmuwan.

Bongkahan es di area barat Antartika kehilangan ketebalan hingga tujuh meter lapisan es yang mengapung, setiap tahunnya. Dan ternyata, pemanasan global membawa akibat tak langsung bagi penipisan ketebalan lapisan es yakni dengan membuat air laut jadi lebih hangat. 

Sebelum studi ini, peneliti berasumsi bahwa penurunan ketebalan lapisan es secara umum diakibatkan udara yang menghangat.

"Menggunakan satelit pemantau es milik NASA, kami mendapati bahwa udara yang lebih hangat saja tidak akan cukup untuk menjadi jawab terhadap apa yang terjadi di Antartika," ungkap Hamish Pritchard, glaciolog dari British Antartic Survey yang melakukan penelitian. "Pemantauan lebih mendalam menemukan rangkaian kejadian yang dapat menjelaskan bagaimana lapisan es menyusut," ucap pakar tadi. (ic/gc-bh)
Sumber : Analisa

8 komentar:

Galedeg mengatakan...

Wahhh pemanasan globall udah mulai meraja lela niee

Anonim mengatakan...

apa jadinya kalo semua es mencair... nga bisa di bayangkan

Anonim mengatakan...

informasi yang sangat menarik sobb lanjutkan

Anonim mengatakan...

wahhhh... kayaknya bahaya tuh sob.. kalo semua es mencair

Daniel Lim mengatakan...

Iya sob, makasih sudah berkunjung

Daniel Lim mengatakan...

Wahh mungkin benua tenggelam sob, ha ha ha
Makasih sob

Daniel Lim mengatakan...

TERIMA KASIH sob

Daniel Lim mengatakan...

Takutnya Indonesia tenggelam
Makasih sob

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By CLUSM and Skyzone GC

Tentang CLUSM

Blog CLUSM menyediakan informasi terbaik untuk Anda. Ingin lebih dekat dengan CLUSM? Silahkan kirimkan pesan Anda di Facebook CLUSM.
Designed By Blogger Templates