Sudah lama aku memerhatikan sebuah lemari usang yang telah lama menghiasi rumahku. Letaknya berada di basement, entah mengapa orangtuaku selalu menyuruh aku untuk jangan mendekati apalagi membuka lemari itu. Aku berusaha mencari alasan tetapi mereka tetap menjawab dengan satu pernyataan saja, "Bila kau membuka lemari itu, kau akan mati!".
Kini aku sudah lulus dari SMA Ichigo dan melanjutkan ke universitas Tokyo. Salah satu alasan mengapa aku memilih universitas di Tokyo karena banyak gadis cantik disana dan tentu saja, dekat dengan rumahku sehingga aku tak perlu menyewa rumah lagi.
Hari-hari kulewati dengan biasa tetapi rasa penasaranku semakin memuncak, itu membuatku tidak nyaman sehingga suatu ketika aku hendak membuka lemari itu tapi sayang, orangtuaku terbangun dan dengan cepat aku mengurungkan niatku karena takut akan amarah mereka.
Beberapa minggu setelah kejadian ini, aku bertemu Misuka, seorang gadis cantik dari Osaka yang memutuskan melanjutkan kuliah di Tokyo. Dia mulai berteman denganku semenjak aku berhasil memperbaiki laptopnya yang rusak. Ia semakin dekat kepadaku dan pada satu hari yang tak kuduga, dia menyatakan cintanya kepadaku.
KIta akhirnya resmi berpacaran tetapi kita tidak pernah lagi berkencan di rumah karena Misuka pernah hampir membuka lemari itu. Amarah sang ayah dan ibuku membuat Misuka trauma. Tetapi untunglah dia masih mau berpacaran denganku meski agak takut juga.
Hari-hari terlewati dengan sempurna antara kami berdua. Suatu hari, orangtuaku pergi untuk mengunjungi kakekku yang meninggal kemarin sehingga aku tinggal sendiri. Aku mengajak Misuka untuk menginap di rumahku karena aku merasa sendirian ( aku agak takut juga kalau sendiri ). Lagipula rumah sewaan Misuka sedang mengalami renovasi.
Pada hari ketiga sejak orangtuaku pergi, rasa penasaran kembali muncul dan kini mulai sangat memuncak. Aku ditemani Misuka segera pergi ke basement, Misuka memegang erat tanganku. "Aku takut!" Misuka akhirnya memutuskan untuk naik keatas dan aku berdiri di hadapan lemari tersebut. Dengan perasaan yang sangat takut sekaligus dipenuhi penasaran, selang beberapa menit kemudian aku membuka lemari tersebut, dan jantungku seakan berhenti.
Dua tubuh manusia yang sudah membusuk disana, kepala mereka sudah menjadi tengkorak dan tubuh mereka mulai tersisa tulang. Aku tersungkur. Dua manusia itu terdiri atas satu lelaki berjas dan satu perempuan dengan baju kimono. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, aku menyadari itu adalah orangtuaku. Segera aku naik keatas ( aku sudah melupakan Misuka ) dan membuka pintu. Disana hanya ada ayah!
"Ayah, dimana ibu ?" Tanyaku dengan cemas, "Ibu ? Bukankah dia di rumah ?" Aku terkejut tetapi tiba-tiba aku dipukul dari belakang dan langsung pingsan.
Samar-samar aku melihat sebuah tubuh perempuan, tergantung dengan darah yang mengucur dimana-mana serta bergoyang kearah kanan dan kiri. Pelan-pelan aku sadar, tubuh perempuan itu adalah Misuka yang sudah tak bernyawa. Lehernya ditusuk dengan kait yang sangat tajam kemudian digantung. Aku menangis, "Misuka... Misuka" tetapi dia tidak menjawab.
Tiba-tiba pintu terbuka, 2 orang yang selama ini kukenal sebagai ayah dan ibuku datang membawa sebuah pisau dapur berukuran besar. Seakan aku adalah kambing yang hendak dipotong. "Hai, kurasa kamu sudah membuka lemari itu dan seperti yang pernah kami katakan, kau akan mati. Ohh iya, kau sudah bertemu orangtuamu!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar