Sabtu, 30 Mei 2015

Cerita Misteri - Black Nova

cerita misteri seram, cerita misteri, cerita misteri menegangkan
Cerita ini merupakan sekuel dari cerita misteri Gempa Bumi dan Neraka yang pernah dipublikasikan sebelumnya. Apabila Anda belum membaca cerita tersebut, silahkan baca disini.

Sebenarnya, susah untuk menjadi seorang peneliti yang berbakat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai posisi puncak. Dan disinilah aku, masih berada di kelas bawah. Aku iri dengan Mr Tracker. Bagaimana tidak? Sainganku dulu di kelas biologi kini sudah menjadi pimpinan dari tim dimana aku berada didalamnya.

"Dasar bodoh, bisakah kau melakukan tugas sederhana itu?" Tracker terlihat cemas dan sedang memarahi seorang petugas magang. Tampaknya ia sedang sibuk. Aku menghampirinya dan bertanya, "Ada apa?" Jawabnya, "Pemerintah memberikan kita sebuah tugas khusus, sebuah proyek."

Proyek? Bebanku dalam hati. Sebelumnya tim ini masih amatir dan belum mengenal dengan apa yang dinamakan proyek. "Hey bung, kenapa harus tim ini?" Aku bertanya sinis, "Tidak tahu, tim lain sepertinya sudah dibagikan proyek lain. Proyek ini besar. Dalam militer, ini dinamakan Operasi Nova, operasi yang dilancarkan untuk penyembuhan cepat kepada tentara. Kau tahu, super soldier."

Ohh ya, sebelumnya saya lupa mendeskripsikan tim apa yang sedang aku masuki. Tim ini adalah satu dari 15 tim utama MMR, Military Medical Research, sebuah fasilitas yang digunakan untuk meneliti tentang cara untuk meningkatkan mobilitas dan kemampuan penyembuhan militer. Kami meneliti tentang obat yang bisa digunakan fleksibel di medan pertempuran. MMR dikendalikan pemerintah sepenuhnya.

"Operasi Nova adalah operasi masa depan. Produk yang dihasilkan dari operasi ini bertujuan untuk menciptakan proses regenerasi cepat untuk tentara yang sedang bertempur di garis depan. Masa depan militer telah tercipta!" Tracker berusaha memberikan penjelasan kepada tim kami, namun masih tampak keraguan dari anggota tim karena tim kami sebenarnya belum berpengalaman mengurus hal seperti ini.

Meskipun beberapa anggota masih ragu, Tracker memutuskan melakukannya malam ini. Bersama dengan tim lain, kami yang kerja lembur mengerjakan proyek ini. Berbagai bahan didatangkan dari pusat dan juga beberapa peneliti serta konsultan.

2 bulan telah berlalu dan produk tersebut masih tak tampak hasil. Produk regenerasi tersebut masih tak cocok dipakai manusia. Terakhir kali dipakaikan ke tikus bisa berhasil namun untuk manusia, sel darah manusia menolak zat itu sehingga sukarelawan itu berakhir koma.

Beberapa tim mulai putus asa. Beberapa sponsor dari perusahaan ternama telah mengundurkan diri dan menarik investasinya. Beberapa tim juga telah mengajukan pembatalan proyek. Padahal, untuk membuat produk seperti ini, para peneliti memprediksi hanya perlu 1 bulan saja mengingat teknologi yang dipakai di MMR.

Tracker masih memiliki harapan. Ia mengajakku ke ruang bawah tanah. "Manusia sangat unik," mulainya, "kita membutuhkan virus untuk membuat tubuh manusia menerima zat itu." Aku terkejut karena ia membuka pintu menuju ruangan virus. "Tunggu, Rick! Apa maksudmu?" Dia menatapku dan kembali berkata, "aku hanya tak mau proyek ini sia-sia." Aku berusaha meyakinkan dirinya namun ia tetap berkeras. "Percayalah padaku!" Katanya.

Hari itu telah tiba. Rick Tracker, pemimpin tim IV menginjeksi virus ke dalam produk Nova. Hasilnya mengejutkan! Virus itu membuat tubuh manusia menerima itu. Seorang sukarelawan yang memakainya tidak koma bahkan memiliki kemampuan regenerasi yang hebat. Ia dibuat luka namun sembuh dalam waktu 0,8 detik! Kami kini tertawa bahagia.

Pemerintah akhirnya menyetujui pembuatan Nova Light, nama dagang yang disetujui untuk produk Nova. Kami merayakan hal itu di Bar Resova, bar yang cukup terkenal di kota kecil kami. John Gamerton, salah seorang dari tim kami memakai produk itu. Ia kini memiliki proses regenerasi yang hebat. "Kau hebat! Gamerton!" Teriak salah satu dari kami. Namun, wajahnya mulai pucat. Ia permisi sebentar ke kamar mandi namun tak kembali dalam waktu yang lama. Kami masuk ke dalam toilet dan menemukan ia telah tewas.

Kami segera menelepon pusat dan mengetahui para sukarelawan juga sudah tewas. Kami terkejut. Tracker terlihat sangat bersalah. Aku mendekatinya dan berusaha memberikan semangat. Namun sebelum itu selesai, terdengar kegaduhan di kamar mandi. John yang sudah terbaring kaku mengeluarkan mata merah yang menyala. Ia kemudian bergerak-gerak.

"John?" Tanyaku. Seorang pelayan berusaha menyelamatkannya namun diterkam olehnya. Tak lama kemudian, pelayan itu juga berlaku agresif seperti dirinya dan mulai menerkam yang lain. Aku dan yang lain segera keluar. Bar itu menjadi merah menyala. Aku dan yang lain memasuki mobil. Hanya tersisa 3 dari kami, termasuk Tracker. Yang lain mungkin sudah menjadi seperti John. Kami kembali ke MMR dengan perasaan campur aduk antara rasa bersalah dan rasa takut.

Sesampainya disana, kami mendapatkan kabar yang lebih mengejutkan. Proses pembuatan Nova Light telah diambil alih perusahaan bernama Taxco dan diproduksi dengan cepat di Mayertown, kota kecil sejauh 100 km dari MMR. Perusahaan Taxco sama sekali belum menerima berita ini.

Sebenarnya, Nova Light masih belum sempurna. Produk tersebut bisa saja menjadi pedang bermata dua bagi pemiliknya. Sebelum kami sempat menghubungi perusahaan itu, kami menerima kabar bahwa telah terjadi gempa bumi yang hebat di Mayertown.

Semua penduduk tewas dan tak ada yang satupun datang ke posko pengungsian. Padahal pemerintah sudah mengingatkan bahwa akan ada terjadi gempa akibat erupsi Gunung Herton.

"Apakah gempa bumi akan berdampak pada Nova?" Tanyaku kepada Tracker. Dia terlihat bengong. "Hey! Aku bertanya padamu!" Aku membentaknya agar ia tersadar. Ia melihat sebentar lalu berkata, "Nova bisa menyebar melalui..." Dia berhenti sejenak, "udara".

Aku mengambil mobil dan langsung pergi ke Mayertown. 2 jam perjalanan ke sana hanya untuk melihat beberapa petugas posko sudah tewas dengan darah dimana-mana. Seorang lelaki bermata merah melihat ke arahku. Bersamaan dengan itu, para mayat petugas itu bangkit dengan mata yang sama. Aku membalikkan mobilku.

Tetapi semua dari mereka mengejarku dengan cepat. Bahkan mobilku tak sanggup mengimbangi kecepatan mereka. Aku menabrak mereka tetapi mereka tak bisa mati seperti zombie yang kulihat di tv kesukaanku. Mereka masih bisa berdiri.

Mereka memecahkan kaca dan mulai menyentuh tubuhku. Aku kira aku akan mati tetapi tidak! Aku akhirnya berhasil kabur dan kembali ke MMR. Aku memasuki MMR. Semua yang disana menatapku ngeri. Aku tak tahu apapun itu.

Aku melihat Tracker dan menuju ke arahnya. Rasa lapar itu menuntutku untuk memakan tubuhnya.

Untuk membaca cerita lanjutan dari cerita ini, silahkan klik disini.

Tidak ada komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By CLUSM and Skyzone GC

Tentang CLUSM

Blog CLUSM menyediakan informasi terbaik untuk Anda. Ingin lebih dekat dengan CLUSM? Silahkan kirimkan pesan Anda di Facebook CLUSM.
Designed By Blogger Templates