Selasa, 12 Mei 2015

5 Perilaku Barbar di Jaman Modern

Perilaku Barbar di Jaman Modern, perilaku barbar, bangsa barbar
Bangsa Barbar adalah bangsa yang tak mempunyai sebuah peradaban. Itulah yang membuat bangsa Barbar sama sekali tidak mempunyai susunan masyarakat yang teratur dan cenderung menuju arah yang negatif. Perilaku yang tak beradab dan perilaku yang tidak disusun secara teratur membuat bangsa Barbar adalah hal yang ditakutkan di masa lampau, terutama pada saat Abad Kegelapan dan Abad Pertengahan.

Kendati sudah jauh berkurang di masa kini, tetapi nyatanya masih banyak yang mempraktekkan perilaku Barbar dalam wilayah negara yang beradab. Misalnya saja Indonesia. Kendati sudah berusia hampir 70 tahun saat tulisan ini ditulis namun masih banyak orang Indonesia yang mencerminkan perilaku Barbar. Apa sajakah itu?

Yang pasti bukan ini.
barbar, perilaku barbar, barbarian
Berikut 5 Perilaku Barbar di Jaman Modern.

Tawuran

 

Tawuran marak terjadi di Indonesia apalagi di lokasi urban atau perkotaan yang banyak sekolahnya dan perkembangan sosialnya. Tawuran adalah perilaku barbar yang paling menonjol. Bangsa Barbar mempunyai hobi untuk berperang, menjarah, dan membunuh. Bahkan Kekaisaran Romawi Barat yang merupakan sebuah kekaisaran lanjutan dari Romawi saja harus runtuh karena serangan bangsa barbar.

Sebenarnya apa yang menyebabkan tawuran? Padahal sekolah adalah tempat menimba ilmu bukan barak untuk melatih pasukan tempur yang hanya bersenjatakan golok, tali pinggang, dan batu. Bangun! Ini sudah jaman modern, bubuk mesiu saja sudah diubah jadi senjata api sekitar 600 tahun yang lalu. Kenapa musti pake tali pinggang, golok, atau batu? Kan lebih keren kalau pake Ak-47, MG-42, M-14, M-16, atau Thompson, serta senapan serbu kaliber 20 ke atas. Intinya, tawuran itu perilaku barbar. Barbar Modern jaman sekarang saja sudah pake senapan mesin.

Jika seorang siswa beserta gengnya senang tawuran karena perbedaan ideologi atau sekedar ingin laga otot, maka saya katakan bahwa siswa itu beserta gengnya adalah sosok barbarian yang perlu dimusnahkan.

Buang Sampah Sembarangan

 

Ini adalah contoh barbar versi selanjutnya. Meskipun tergolong ringan namun bila dilakukan dalam jangka waktu panjang maka akan menghasilkan bencana seperti banjir, epidemi penyakit yang disebabkan oleh banyaknya sampah, dan yang lebih parah kerusakan tanah. Itu semua bisa saja terjadi!

Kenapa membuang sampah sembarangan adalah contoh perilaku barbar? Bangsa Barbar seperti bangsa Viking memakan makanan dalam jumlah besar dalam bentuk perayaan apabila mereka telah berhasil memenangkan suatu pertempuran. Makanan tersebut dibuang sembarangan tanpa peduli mereka membuangnya dimana. Apakah di rumah seseorang, lapangan terbuka, benteng musuh yang telah hancur, atau malah mayat musuh yang terbaring kaku. Mereka tak peduli!

Anda masih sering membuang sampah sembarangan? Segera tiadakan perilaku barbar tersebut! Saya bahkan sudah meninggalkan kebiasaan tersebut dimana saya memulainya dari hal kecil, misalnya memasukkan sampah ke kantong apabila tidak ada tempat sampah yang tersedia. Memang seharusnya pemerintah menyediakan tong sampah dalam jumlah banyak hingga bisa masuk ke pelosok kota dan desa. Tetapi perubahan besar dimulai dari diri sendiri, bukan?

Sikap Sosial Diskriminatif

 

Biasa hal ini terjadi di wilayah urban atau perkotaan dimana masyarakatnya cenderung mengalami perkembangan sosial yang rumit. Sering hal ini terjadi di dalam sebuah kelompok dan organisasi, misalnya saja sekolah.

Saya mengalaminya dan bagi Anda yang merasa Anda terdiskriminasi karena suatu faktor, maka Anda tidak sendiri. Lagipula ini bukan kesalahan Anda, sebab mereka yang mendiskriminasikan seseorang adalah contoh perilaku bangsa tak beradab dan barbar.

Dalam sistem sosial bangsa barbar, mereka hanya memasukkan yang terbaik ke kelompok mereka. Yang buruk dan cacat harus dimusnahkan dan dieksekusi. Selain fisik, faktor sosial juga ada. Seorang perwira yang pandai berperang diterima oleh kelompok sedangkan yang tak mempunyai kemampuan didiskriminasi bahkan beberapa dibunuh.

Sekarang di jaman modern ini, banyak perilaku yang menunjukkan eksistensi perilaku barbar ini. Bahkan tak jarang di sebuah pemerintahan juga menerapkan demikian. Di sekolah juga, beberapa siswa mendiskriminasikan seseorang menjadi kelas-kelas sosial yang demikian banyak.

Mudah Percaya dengan Hal Gaib

 

Meskipun peradaban manusia sudah mencapai ribuan tahun, kepercayaan terhadap hal gaib yang tak masuk akal sepertinya sangat sulit untuk dihilangkan. Tidak hanya di budaya Timur yang mempercayai hal tak masuk akal ini, bahkan di negara maju sekalipun masih banyak yang percaya dengan hal gaib.

Misalnya papan Ouija yang terkenal di negeri Paman Sam tersebut. Papan yang dipercaya sebagai papan pemanggil hantu itu merupakan permainan supranatural yang sangat digemari disana. Padahal sebenarnya yang menggerakkan penanda dalam papan itu adalah tangan kita sendiri! Tidak percaya, coba lipat tangan Anda dan kemudian dua jari telunjuk ditegakkan. Perhatikan lama-lama! Lama kelamaan akan menutup tanpa Anda gerakkan, bukan? Nah, otot itulah yang sebenarnya menggerakkan Ouija dan malah ditafsirkan masyarakat "mudah-percaya-hantu" menjadi komunikasi dari arwah.

Kaum Barbar seperti bangsa Hun juga sangat mempercayai hal-hal gaib. Pemimpin mereka yang ternama dan yang berhasil menaklukkan Kekaisaran Romawi Barat, Attila sangat senang dengan hal ini. Tetapi sayangnya, hal ini masih sering ada dan seringkali menyebabkan pertengkaran antara si skeptis dengan si pemercaya.

Percayalah hanya kepada Tuhan. Berkat bukan berasal dari setan, arwah, atau jin! Hal gaib yang tak masuk akal juga hanya menyebabkan kebodohan pada Anda. Jangan biarkan otak Anda dipengaruhi oleh hal tak masuk akal. Lihatlah bagaimana bangsa Barbar yang terlalu mempercayai hal gaib, mereka akhirnya jatuh juga, kan? Bangsa Barbar mana yang bisa bertahan selama lebih dari ribuan tahun?

Mudah Terkena Provokasi

 

Ini juga merupakan perilaku bangsa Barbar yang paling menonjol. Jikalau Anda hidup di perbatasan saat Abad Kegelapan Eropa (Dark Ages), berteriak bangsa Barbar tolol merupakan kesalahan paling fatal. Sekali saja Anda melakukannya, maka keesokan harinya, ribuan Barbarian sudah berkumpul di desa/kota Anda. Masih mending kalau ada benteng pertahanan yang kokoh, kalau cuma desa di pegunungan yang tidak diwaspadai pemerintah? Kelar desa lo!

Nah, demikian juga di dunia modern saat ini. Masih banyak saja orang yang sangat mudah diprovokasi. Hanya karena mengejek saja, bisa menyebabkan kerusuhan di kota, terutama di Indonesia ini. Harusnya sebagai bangsa Modern yang beradab, memprovokasi adalah tindakan barbar yang tidak terhormat. Orang yang diprovokasi juga jangan langsung menunjukkan emosi, karena bila sudah mulai menggunakan otot, maka orang yang kena provokasi itu juga barbar.

Menyerap Budaya Lain dengan Mudah

 

Sekarang saya akan lebih fokus ke Indonesia. Di Indonesia, mana ada yang tidak kenal Korea Selatan? Bahkan beberapa diantaranya tidak bisa membedakan mana Korea Utara dan mana Korea Selatan. Misalnya gini.

Ada seorang penggemar K-POP yang sama sekali tak punya pengetahuan akan pembagian Semenanjung Korea. Dia ingin pergi ke Korea dan bertemu orang Korea. Dia berkata pada temannya yang sebentar lagi ke Pyongyang untuk keperluan bisnis dengan pemerintah sana. Ia berkata, "Lu kemana?" Kemudian dijawabnya, " Ke Korea Utara," temannya bingung lalu bertanya lagi, "Lho kan cuma ada satu Korea? Kok ada utara? Provinsinya ya?" Temannya geram dan berkata, "iya." Akhirnya si penggemar K-POP mengutarakan niatnya untuk pergi ke Korea dan bertemu orang Korea. Si teman setuju dan berangkat. Setelah sampai, mereka pun bertemu dengan Kim Jong-Un. "Ini siapa?" "Ini Kim Jong-Un, Presiden Korea U..." "Ohh, Presiden Korea!!!" Kim Jong Un cuma tersenyum mengingat Republik mereka bernama asli Republik Demokratik Rakyat Korea. Penggemar K-POP akhirnya mengatakan satu hal yang paling fatal dan disesalinya kepada Kim Jong Un. "Seoul itu kota yang hebat lho!" Akhirnya penggemar K-POP itu dimasukkan ke penjara dan sampai kini tak diketahui nasibnya.

Ceritanya mungkin cukup panjang. Tapi ya kita kembali saja ke intinya. Bangsa Barbar diketahui suka menyerap budaya bangsa yang telah mereka taklukkan. Misalnya saja invasi Mongol di Tiongkok. Genghis Khan membentuk sebuah dinasti baru bernama Dinasti Yuan di ibukota Peking. Semua struktur pemerintahan sampai budaya mengikuti gaya Tiongkok bahkan Mongol yang sudah menaklukkan Tiongkok lebih dikenal sebagai Tiongkok oleh Marco Polo daripada sebagai bangsa Mongol yang sudah beradab.

Di Indonesia, pemuda-pemudinya sangat senang terhadap budaya lain yang nyatanya berasal dari negeri lain di jauh sana. Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, bahkan Singapura adalah negara langganan generasi baru Indonesia (tidak semuanya namun sebagian besar). Bila mereka ke luar negeri maka saat mereka pulang ke Indonesia maka bangganya sungguh luar biasa, melebihi bangga bisa bertempat tinggal di Indonesia. Beberapa suka mendengarkan musik barat daripada musik gamelan yang dianggap kuno. Padahal sebenarnya gamelan adalah bukti bahwa Nusantara sudah mengenal musik jauh sebelum komposer Eropa membuat musik klasik mereka sendiri. Beberapa sangat suka menggunakan produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Padahal produk dalam negeri tak sedikit yang berdaya saing dengan produk luar negeri.

Beberapa lagi mengikuti gaya hidup barat seperti free sex, bikini party, dan lain sebagainya. Padahal gaya hidup tersebut sangat melecehkan budaya Timur. Sebenarnya untuk menjadi bangsa kuat perlu adanya toleransi terhadap budaya bangsa lain, namun cukup pada positifnya, bukan menyerap semuanya! Sebagai bonus untuk Anda yang sudah lelah membaca, ini gambar Hitler sedang berlibur di Paris.
Saking tertariknya dia di Paris, dia mencaplok Prancis.

Sekian dari artikel ini. Semoga saja dengan artikel ini, perilaku barbar yang masih dipertahankan di masyarakat modern bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan di dunia, terutama di Indonesia. Barbarian adalah orang yang tak mempunyai peradaban sehingga dunianya didasari oleh kekacauan dan perang. Anda tentu tidak mau menjadi barbarian, bukan?

Anda mempunyai tambahan poin artikel ini di komentar? Saya menunggu Anda.

Tidak ada komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By CLUSM and Skyzone GC

Tentang CLUSM

Blog CLUSM menyediakan informasi terbaik untuk Anda. Ingin lebih dekat dengan CLUSM? Silahkan kirimkan pesan Anda di Facebook CLUSM.
Designed By Blogger Templates