Selasa, 04 Februari 2014

Cerita Misteri - Gempa Bumi dan Neraka

     Gempa! Gempa! Itulah hal pertama yang kudengar saat terbangun di pagi hari. Kurasakan ranjangku bergoyang dengan hebat. Terlihat di luar rumah beberapa orang tertimpa reruntuhan rumah mereka bahkan ada yang tewas seketika. Aku pun berlari keluar rumah dengan piyama yang masih kupakai tanpa peduli lagi semua barang yang masih ada di rumah seperti TV, Laptop, dan lain sebagainya. Aku masih bisa membeli mereka tetapi aku tidak akan bisa membeli lagi nyawa ini.

     Aku ikut berlari bersama ratusan orang di jalanan, terlihat suasana yang sangat mengerikan disana. Banyak korban berjatuhan, tewas dengan kepala terbelah, organ berceceran, bahkan ada tubuh yang terpisah setelah dihantam beton yang sangat berat. Aku berinisiatif untuk mengambil sebuah jalan lain dan aku sangat beruntung, apabila aku tetap berlari bersama mereka di jalan tersebut maka aku pasti sudah akan mati ditimpa sebuah papan reklame yang berukuran besar itu.

     Pilu dan perasaan menyakitkan muncul di batinku. Aku tidak bisa terus melihat mereka apabila aku ingin selamat. Kini, aku merasakan getarannya sudah lebih besar. Teriakan warga yang ketakutan juga semakin banyak. Bummm.... Sebuah pabrik meledak dan menewaskan lebih banyak orang lagi. Tempat ini sudah seperti neraka. Aku kembali berlari dengan pasrah, pasrah untuk menjadi salah satu korban dari bencana dahsyat ini. Sebuah gedung 50 lantai yang menjadi landmark kotaku runtuh dan mengenai para warga yang sudah separuh jalan menyeberangi sungai untuk ke posko pengungsian. Aku kembali selamat. Namun keadaan menjadi sepi. Tidak ada lagi isak tangis, hanya ada mayat yang bernasib malang.

     Kini hanya aku sendiri yang selamat. Aku berbaring di sebuah reruntuhan tanpa peduli lagi mayat yang ada di kanan-kiriku. Aku tertidur di samping sebuah mayat wanita yang pernah sebelumnya kukenal, ia adalah Michella, pacar pertamaku yang kuputuskan setelah 5 bulan berpacaran. Tapi sudahlah, aku sama sekali tidak peduli.

     Kembali kudengar langkah orang-orang berlari, apakah tim evakuasi telah datang? Ketika kubuka mataku, tidak ada orang, hanya ada keheningan malam, dan tentu saja, mayat. Aku tertidur cukup lama bahkan sudah boleh dibilang sudah sangat lama. Kini, pikiranku mulai kembali terbuka. Aku mendengar langkah orang-orang berlari saat mulai tersadar dan suara tersebut menghilang saat aku membuka mata dan kembali tdk ada orang. Jadi, apakah yang kudengar itu?

    
     Aku menoleh ke samping. Dimana Michella? Tidak mungkin, dia sudah mati, aku bisa melihat itu. Bola matanya keluar dan sebelah mukanya hancur, terlalu gila untuk memungkinkan dia masih hidup. Mukaku berubah menjadi pucat. Apakah mayat itu kembali hidup? Aku menggelengkan kepala agar tidak berpikir yang tidak-tidak.

     Ketika otakku masih berusaha untuk berpikir secara logis, tiba-tiba terdengar suara ledakan di sebuah gudang yang berada 10 meter dari tempatku sekarang ini. Apakah ada kebocoran gas? Aku segera pergi dari tempat itu. Aku harus cepat menuju posko pengungsian. Sebenarnya, pemerintah sudah menyiapkan posko pengungsian menyusul laporan akan terjadinya gempa karena letusan gunung berapi yang berkekuatan besar. Tetapi warga menolak karena mengira gempa yang akan terjadi hanya sedikit menimbulkan keresahan. Tetapi tidak ada waktu lagi memikirkan hal itu, aku harus pergi ke posko pengungsian sebelum tenagaku habis.

     Aku berjuang melewati reruntuhan yang sudah menyelumuti kota tempat aku tinggal. Keheningan malam tidak membuatku takut meski aku melihat sesosok mahkluk bermata merah di depanku, ya kira-kira 5 meter di depanku. Karena waktu itu semua penerangan sudah lumpuh maka aku tidak akan melihat jelas sosok apa itu sebenarnya. Dia hanya diam, kupenjamkan mataku dan dia menghilang. Apakah itu hanya halusinasi dari otakku yang sudah tidak bisa berpikir normal lagi? Hawa dingin sudah semakin menusuk dan akhirnya aku menyadari bahwa aku hanya memakai piyama. Dalam kegelapan, aku melihat sebuah mayat pria dengan jaket dan kaos yang bagus. Tubuhnya tidak terluka tetapi wajahnya dihantam baja dengan ujung yang tajam. Aku mengambil bajunya.

     Malam semakin larut, bahkan bulan dan bintang bersembunyi entah dimana. Kurasakan sebuah gerakan dibelakang, aku menoleh dan sesosok mata merah muncul kembali dan sekarang tidak hanya ada sepasang mata tetapi ratusan mata. Mereka seakan mengejarku dan tidak ada pilihan yang terbentang di hadapanku selain lari dengan cepat. Kulihat sebuah gedung yang setengah hancur dan kumasuki. Mereka sudah berhenti, ya mereka hanya berdiri menatap gedung tempat aku bersembunyi. Cara mereka berdiri yang kaku cukup membuatku takut. Hanya mata mereka yang bersinar. Aku tidak bisa berdiri disini terus, aku harus ke posko! Aku mengambil inisiatif untuk berlari. Namun mereka terus mengejar! Mata merah itu terus mendekat. Aku tak peduli lagi, aku harus selamat! Sebuah tembok besar didepan menghadangku.

     Mata merah itu telah menghilang. Digantikan sosok mayat berjalan dengan tubuh tak lengkap. Aku tak percaya apapun itu. Itu hanya ada di dalam acara tv membosankan! Mayat hidup itu mendekat ke arahku. Aku berteriak. Berusaha untuk menyelamatkan diri dari mereka.

     Cakar salah satu mayat itu menyentuhku. Aku kira aku akan menjadi bagian dari mereka. Ternyata tidak, aku hanya terluka. Jadi aku tak takut lagi! Aku menembus mereka dan melarikan diri. Aku terus lari menuju posko. Fajar akhirnya muncul. Posko pengungsian itu kosong dan hanya ada beberapa petugas medis. Aku berlari menuju mereka. Namun aneh, bukan rasa aman yang kucari, namun hasrat untuk memakan daging mereka.

Original story by : Daniel Lim

Untuk membaca kisah kelanjutan dari cerita ini, silahkan klik disini.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Ya, kau sudah mati

Unknown mengatakan...

Yap kau sudah mati kawan :v

Anonim mengatakan...

Seru , alur ceritanya menegangkan dan bikin penasaran orang yang membacanya :D

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By CLUSM and Skyzone GC

Tentang CLUSM

Blog CLUSM menyediakan informasi terbaik untuk Anda. Ingin lebih dekat dengan CLUSM? Silahkan kirimkan pesan Anda di Facebook CLUSM.
Designed By Blogger Templates