Bila anda mencoba bertanya kepada seseorang tentang pendidikan, baik apakah itu adalah guru, teman, bahkan orang tua anda, manakah yang paling penting dalam pendidikan ? Apakah itu Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, Bahasa, atau malah Seni ( dalam hal ini kreatifitas ) ? Jawaban yang anda akan terima pasti beragam tetapi anda akan menerima jawaban yang paling mayoritas adalah Matematika dan Bahasa. Mengapa harus kedua pelajaran tersebut ?
Matematika dianggap pelajaran yang paling penting dan paling "sakral". Siswa yang tidak bisa ( atau tidak mempunyai bakat maupun minat ) dalam pelajaran ini dianggap siswa yang "bodoh" dan "bandel". Itulah pemikiran yang akan diterima sang siswa yang tidak mampu dalam pelajaran Matematika meski mereka sebenarnya tak mempunyai minat dalam bidang ini. Hal tersebut juga membuat seorang siswa mati-matian mempelajari Matematika meski mereka tidak mempunyai minat di dalam bidang itu. Pada akhirnya, sang siswa hanya akan semakin bobrok.
Bahasa merupakan pelajaran yang terpenting ( secara resmi ) tetapi melihat keadaan secara tak resmi, Bahasa berada setingkat lebih rendah dibanding Matematika. Pandangan masyarakat yang tak resmi selalu menganggap kepintaran di dalam bidang Matematika merupakan kepintaran di dalam semua bidang secara langsung maupun tidak langsung. Kembali ke Bahasa, apa yang membuat Bahasa berada di peringkat kedua ? Anggapan bahwa seorang sukses harus memiliki keterampilan berbahasa di depan umum. That's a funiest sentence of education I ever know, kenapa ?
Seorang sukses merupakan orang yang sukses dengan apa yang dia kerjakan. Apakah yang dia kerjakan harus terhalangi oleh kemampuan berbicara ? Kita simpan jawabannya untuk nanti. Sekarang berlanjut ke Ilmu Pengetahuan, ilmu yang membuka wawasan terhadap dunia. Merupakan pelajaran yang sering dipandang sebelah mata, terutama Ilmu Sosial dan cabangnya. Ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 yakni Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kedua Ilmu Pengetahuan masih memiliki banyak cabang tetapi keduanya tetap lah Ilmu Pengetahuan. Sekarang, Ilmu Pengetahuan Alam sudah mendapat tempat dalam Ujian Nasional tetapi tidak dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, apakah gerangan ? Saya akan simpan jawabannya terlebih dahulu.
Terakhir, sebuah pelajaran yang disepelekan tetapi memiliki arti penting di dunia. Pelajaran ini bernama Kreatifitas, sebagai pelajaran dengan cabang terbanyak dan hanya diakui secara internasional 3 diantaranya yakni Seni Rupa, Seni Musik, dan Komputer. Mengapa Komputer ? Ha ha, agak membingungkan, bukan ? Tetapi saya mempunyai jawaban untuk itu. Ketiga kreatifitas ini dan yang salah satunya sudah akan dihapuskan pada kurikulum Indonesia pada tahun pelajaran yang baru, merupakan pelajaran paling diabaikan. Bahkan, ada pula yang berkata, bahwa mengikuti kelas seni sama sekali tidak berkaitan dengan sukses di masa depan. What ? Are you kidding me ?
Keempat pelajaran ini adalah pelajaran wajib di dunia. Kenapa Agama tidak masuk diantaranya ? Sebenarnya, Ilmu Agama bukan pelajaran resmi. Sekolah Kristen mengajarkan agama Kristen, Sekolah Islam mengajarkan Agama Islam, Sekolah Buddha mengajarkan Agama Buddha, dll. Tidak peduli apakah siswa yang dididiknya merupakan penganut agama lain. Bahkan ada sekolah yang sama sekali tidak mengajarkan Ilmu Agama karena sekolah tersebut mempunyai banyak siswa dengan latar belakang agama yang berbeda mengingat bahwa agama merupakan hal paling sensitif di dunia dan banyak perang di dunia terjadi hanya karena agama. Itulah sebabnya Ilmu Agama bukan pelajaran resmi.
Mana yang terpenting dari semua pelajaran yang empat itu ? Maka, jawabanku cukup sederhana, Kreatifitas. Sudah, itu saja. Itu yang paling penting. Mengapa ? Dunia dibentuk atas dasar kreatifitas. Tuhan menggunakan kreatifitas untuk menciptakan dunia ini. Coba lihat sekeliling anda, warna dimana-mana. Tuhan juga menciptakan isi dunia dengan kreatifitas bahkan Tuhan menciptakan manusia dengan kreatifitas. Jikalau Tuhan tidak menciptakan manusia dengan kreatifitas, saya rasa kita hanyalah sebuah patung tanah liat.
Dasar dunia saja Kreatifitas dan dunia berkembang dengan kreatifitas juga. Komputer, Televisi, dan bahkan meja kursi sekalipun merupakan kreatifitas manusia. Bahkan ide-ide, ideologi, pidato, bahkan sebuah debat sekalipun menggunakan kreatifitas dan disalah artikan masyarakat sebagai ilmu Bahasa. Saya akan luruskan pandangan anda terhadap Kreatfitas, bahkan ketika saya mengetik ini, saya menggunakan Kreatfitas bukan ilmu Bahasa. Jikalau anda meneliti lebih dalam lagi tulisan ini, anda akan menemukan bahwa artikel ini sama sekali tidak teratur dan sama sekali tidak sistematis. But I don't care, Saya hanya mau menulis.
Bahkan semua rumus Matematika, Fisika, Kimia, Genetika, dan semua rumus di dunia, itu semua diciptakan dari kreatifitas.Semua catatan-catatan tentang dunia yang akhirnya dikumpulkan menjadi bahan untuk buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, itu juga tak lain dari hasil kreatifitas.
Oke, sekarang saya mau menjawab pertanyaan yang tadi saya lampirkan diatas. Apakah semua orang yang sukses harus memiliki keterampilan berbahasa ? Kita hanya perlu tahu definisi dari sukses yang sebenarnya. Menurut kamus Bahasa Indonesia, sukses berarti berhasil, beruntung ( klik disini ). Baiklah, ketika seorang berhasil merampok Bank, dia sudah sukses. Ketika seorang berhasil membom sebuah gedung tanpa ditangkap polisi, dia sudah sukses. Pertanyaannya, apakah dia perlu ilmu Bahasa untuk sukses ? Mungkin, kalau sudah ditangkap dan diinterogasi, Tetapi bukankah itu sama artinya dengan gagal ?
Sebelum kita memutuskan menghakimi seorang sukses agar memiliki ilmu Bahasa. Saya rasa anda hanya perlu mencari hal spesifik tentang hal kesuksesan. Karena orang sukses pada dasarnya memang harus memiliki kreatifitas bukan ilmu Bahasa. Ingat, pepatah "Talk Less Do More". Justru saya rasa orang yang gagal yang harus memiliki ilmu Bahasa agar mereka bisa setidaknya menyangkal kegagalannya.
Baru pertanyaan tentang mengapa Ilmu Pengetahuan Alam masuk ke dalam Ujian Nasional daripada Ilmu Pengetahuan Sosial ? Mungkin di SMA, Ilmu Pengetahuan Sosial ada masuk tetapi kok di SMP nggak ? Saya semakin merasa bahwa pemerintah benar-benar ingin semua siswa di Indonesia kelak menjadi proffesor dan penemu. Hal tersebut selalu melintas di pikiran saya, apakah pemerintah melakukan gerakan bawah tanah agar suatu saat semua siswanya menjadi robot ? Mengapa harus Ilmu Pengetahuan Alam ? Bukankah kita lahir di alam ?
Lagioula kita semua sudah tahu cara makan yang baik, cara minum yang baik, dan penyakit yang akan timbul bila kita melakukan ini itu. Kita juga sudah tahu bahwa Bensin gak bisa diminum dan Air itu cair dan membeku pas dingin. Kita juga tahu bahwa kita bisa berdiri dan gak bisa terbang. Kenapa harus belajar Biologi, Kimia, dan Fisika ? Dan saya selalu menyadari yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam selalu menjadi dokter, ilmuwan, pokoknya pekerjaan yang digaji oleh orang yang memiliki kedudukan lebih atas dan yang mengambil jurusan selain itu justru memiliki kemungkinan lebih besar untuk menggaji pegawainya. Apakah pemerintah berusaha menjadikan kita sebagai alat produksi bagi negeri ? Saya tidak tahu karena itu hanya pemikiran saya.
Sebenarnya saya tidak memiliki mood yang cukup untuk menulis ini tetapi saya selalu berpemikiran, Sistem Pendidikan di dunia terutama Indonesia sangatlah salah. Seakan mendidik kita agar lebih menjadi bawahan daripada menjadi bos. Hal tersebut juga tak lepas dari pemikiran masyarakat yang didominasi oleh pemikiran yang konservatif atau selalu melihat yang paling mungkin. Padahal kadang-kadang hal yang dilihat paling mungkin merupakan hal yang kemungkinan terjadi sangatlah kecil. Mungkin semuanya hanya pemikiran saya tetapi banyak orang di Indonesia sudah menyadari bahwa sistem pendidikan di Indonesia sudah salah besar. Tetapi hanya sedikit yang merespon dan memberitahukannya kepada pemerintah. Hal jumlah itu jugalah yang membuat pemerintah terkadang bisa dibilang "keras kepala" Tetapi yang banyak selalu yang menang, bukan ? Alasan saya menulis artikel ini karena saya peduli dengan Indonesia. Satu langkah besar menuju Indonesia negara maju ialah mengubah sistem pendidikan yang terkesan membuat siswa Indonesia lebih diharapkan menjadi bawahan daripada menjadi bos. Iya, itu saja. Mungkin di lain hari saya akan kembali membuat artikel tentang pendidikan yang baru karena saya sebenarnya sudah cukup menguras otak demi menulis semua ini. Nah, saya punya saran bagi pemerintah dan saya harap seorang pejabat pemerintahan bisa membaca artikel ini terutama yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem Pendidikan yang ideal bagi Indonesia pendidikan yang lebih mengutamakan kreatfitas dan minat siswa untuk belajar. Itu hanya saran saya dan semoga TIK bisa dimasukkan kembali dalam Kurikulum yang akan datang.
Ohh iya, pertanyaan mengapa ilmu komputer masuk dalam bagian kreatifitas ? Ini sebenarnya hanyalah opini saya ( atau mungkin banyak orang ) yang lebih menganggap bahwa komputer merupakan sarana pengembangan kreatifitas di jaman ini. Bahkan saya lebih suka menggambar di komputer. Sudah banyak kreatifitas yang dihasilkan oleh komputer. Itulah yang membuat saya memanggil komputer dengan sebutan "Pabrik Kreatif" daripada sekedar melihatnya sebagai peralatan kerja.
Saya tahu bahwa artikel ini jauh dari sempurna dan bahkan mungkin ilmu Bahasa tidak ada dalam artikel. Apa yang membuat saya bertahan membuat artikel ini ? Kreatifitas dan tentunya minat untuk menulis. Itu saja. Kalau ada yang perlu ditambahkan dan perlu dikoreksi, jangan segan untuk menulisnya di komentar. Saya sangat menghargai komentar anda meskipun itu adalah kritik anda. Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar