1. IMAM SAMUDERA
Tersangka Bom Bali 2002 ini(disebut juga Bom Bali I)diduga otak dari rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.[1]
Kejaksaan Agung akhirnya memutuskan waktu pelaksanaan eksekusi mati terhadap terpidana mati Bom Bali I, Amrozi Cs , yaitu pada awal November 2008. Sikap Kejaksaan Agung tersebut disampaikan Kapuspenkum Kejagung, Jasman Panjaitan, dalam jumpa pers di Gedung Kejagung Jalan Sulatan Hasanuddin, Jakarta.
2.BAYQUNI alis BABEH
Kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Bayquni alias Babeh merupakan yang terbesar saat ini, bahkan mengalahkan kasus Robot Gedek dan Verry Idham Heriansyah alias Ryan.
“Sampai saat ini kasus Babeh merupakan angka terbesar dari pengakuan pertama yaitu satu korban hingga 14 korban,” ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahono saat konferensi pers di Kapolda Metro
3. ROBOT GEDEK
Terpidana mati, Robot Gedek, sekitar tahun 1995 sempat mengemparkan warga Jakarta dan jawa tengah, karena melakukan sodomi terhadap puluhan anak pada rentang waktu 1994-1996 dengan korban 12 orang anak. selain disodomi robot gedek juga memutilasi korbannya dan merobek isi perut korbannya untuk dia ambil dan dilakukan untuk pemenuhan hasrat seksualnya.
Pada tahun 1996, dia berhasil ditangkap dan di sidang oleh pengadilan setempat dijatuhi hukuman mati dan akhirnya di masukkan ke LP Nusa Kambangan, Cilacap.
Ciswanto alias Robot Gedek (39), Sebelum eksekusi mati meninggal dunia akibat serangan jantung, dan jenazahnya di makamkan di TPU Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang.
4. VERRY IDHAM HENYAKSAH (RYAN JOMBANG)
Namanya Very Idham Henyaksyah atau biasa dipanggil Ryan (30), walaupun dikenal pernah menjadi guru ngaji dan pendiam, di luar lingkungan rumahnya, Ryan dicap sebagai pembuat onar. Bahkan dia sempat mencuri HP milik member Fitness Marcella Gymnastic di daerah Jombang, Jatim.
Kedatangnya ke Jakarta adalah ingin menjadi model yang "bisa dipakai" yang bisa disebut "Bispak". Sampai akhirnya dia berkenalan dengan Novel di Margonda, Setelah sekian lama berkenalan Ryan secara resmi menjadi pacarnya Novel. Sosok Ryan yang bengis dan cenderung psikopat mulai terkuak saat ia menjadi tersangka kasus mutilasi Heri Santoso (40). Tubuh Heri Santoso ditemukan terpotong-potong menjadi tujuh bagian di daerah Ragunan. Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan sampai pada kesimpulan, Ryan-lah pembunuhnya.
Menurut pengakuan Ryan, ia membunuh Heri Santoso karena kesal pada Heri yang mencoba 'menawar' Novel, pacarnya. Ketika Heri sedang main ke apartemen Ryan, Heri sempat melihat foto Novel. Dia langsung jatuh hati padanya dan ingin berkencan.
Ryan merasa tersinggung, terjadilah cekcok yang berujung kematian Heri Santoso. Di kamarnya di apartemen di Jalan Margonda, Depok, 11 Juli 2007, Ryan kemudian memotong tubuh Heri menjadi tujuh bagian. Lalu dengan menggunakan taksi, Ryan membuang potongan tubuh itu ke daerah Ragunan.
Singkat cerita, polisi kemudian menangkap Ryan. Awalnya polisi tidak menduga bahwa Ryan adalah pelaku pembunuhan yang lain.
Mendengar tertangkapnya Ryan di televisi, keluarga Ariel Sitanggang menghubungi Polisi. Mereka mencurigai Ryan juga mengetahui soal hilangnya Ariel Sitanggang, karena keluarga Ariel yakin bahwa Ryan adalah orang terakhir yang terlihat bersama Ariel.
Polisi kemudian mengembangkan kasus ini. Hasilnya ternyata sungguh di luar dugaan, Ryan ternyata juga mengaku Ariel Sitanggang dan mayatnya dikubur di belakang rumahnya di Jombang, Jawa Timur.
Polisi lalu meluncur ke Jombang dan menggali sebidang tanah di belakang rumah Ryan. Begitu digali ternyata dilubang tersebut ada empat mayat!
Mayat-mayat tersebut teridentifikasi atas nama Ariel Sitanggang (34), Grandy (25, WN Belanda), Guruh Setyo Pramono (27) dan Vincentius Yudhi Priyono (30). Masyarakat langsung gempar!
Sejauh ini polisi baru menemukan fakta Ryan telah membunuh lima orang termasuk Heri Santoso yang dimutilasi. Namun dari pengembangan kasus dan sikap Ryan yang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan, Polisi menduga korban kebengisan Ryan lebih dari lima orang.
Menurut penyelidikan, empat mayat yang ditemukan di Jombang itu meliputi satu mayat yang dibunuh pada Juli-Agustus 2007, satu mayat pada Januari 2008 dan dua mayat pada April 2008.
Ryan kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya. Sementara polisi membuka layanan pengaduan orang hilang yang barangkali terkait sosok Ryan.
Pengakuan salah satu sumber di Kepolisian bahkan menyebutkan bahwa, polisi mencurigai ada mayat lain yang dikubur di sekitar rumah Ryan. Salah satu titik kecurigaan Polisi adalah kondisi septic tank (tempat pembuangan kotoran) terlihat masih baru saja di buat. Rencananya Polisi akan menggali keterangan Ryan secara intensif dan menyisir titik-titik 'mencurigakan' di sekitar rumah Ryan.
Sampai berita ini diturunkan, Polisi baru saja mengacak-acak kamar Ryan di rumahnya yang di Jombang. Sedikitnya Polisi mendapatkan 10 kantung barang bukti terdiri dari bermacam perhiasan seperti liontin, kalung, cincin, handphone, sepatu dan jam tangan.
Dari barang bukti yang dikumpulkan termasuk liontin dan kalung, tidak tertutup kemungkinan korban Ryan yang lain adalah wanita.
5. AHMAD SURADJI alias DUKUN AS
Ahmad Suradji (populer dipanggil Dukun AS; juga dikenal dengan nama Nasib Kelewang, Datuk; 1949–Galang, Deli Serdang, 10 Juli 2008) adalah seorang pelaku pembunuhan terhadap 42 orang wanita yang mayatnya dikuburkan di perkebunan tebu di Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara dari tahun 1986 hingga 1997.
Nama aslinya adalah Nasib. Karena sering menggunakan kelewang saat melakukan pencurian lembu di kawasan Stabat, ia pun dipanggil "Nasib Kelewang" oleh teman-temannya.[1] Nama "Ahmad Suradji" disandangnya setelah keluar dari penjara karena tersandung kasus pencurian lembu, sedangkan nama Datuk diberikan teman-temannya karena ia menikahi tiga kakak beradik kandung dan tinggal serumah. Sehari-hari Suradji bekerja sebagai petani. Ia hanya lulus SD dan mempunyai tiga orang istri dan sembilan anak. Pihak kepolisian pertama kali menemukan mayat salah seorang korban pada 27 April 1997, seorang wanita berusia 21 tahun bernama Sri Kemala Dewi. Seminggu kemudian, seorang saksi mengatakan bahwa pada hari Dewi menghilang, ia telah mengantarkan Dewi ke tempat tinggal Suradji. Polisi kemudian menemukan setumpuk pakaian dan perhiasan wanita di situ, di antaranya barang-barang milik Dewi. Suradjipun ditangkap.
Apakah Suradji sendiri mengaku bersalah tidak diketahui jelas. Ada sumber-sumber yang menyebut bahwa ia tidak mau mengaku, namun ada pula yang menyatakan bahwa ia telah mengakui perbuatannya. Dalam sebuah laporan, Suradji mengaku membunuh karena hendak menyempurnakan ilmu yang sedang dipelajarinya. Agar ilmunya sempurna, ia harus membunuh 70 orang wanita dan mengisap air liur korban. Ilmu ini sendiri ia dapati dari ayahnya saat ia masih berusia 12 tahun, meskipun perhatiannya terhadap ilmu tersebut baru mulai terasa saat ia mencapai usia 20 tahun.
Pada tahun 27 April 1998, ia divonis mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuk Pakam karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap wanita-wanita tersebut. Ia dieksekusi pada Kamis 10 Juli 2008, tepatnya pukul 22.00 oleh tim eksekusi Brigadir Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara.
6. RIO ALEX BULO alias RIO MARTIL
Jaksa mendakwa Rio Martil yg telah menganiaya hingga menyebabkan kematian Jeje Suraji. Tindakan itu juga dikategorikan sebagai pembunuhan berencana, karena Rio terbukti telah lebih dulu menyiapkan senjata dua buah martil. Kejahatannya ditambah lagi dengan usahanya merampas harta korban.
Di persidangan juga terungkap, Rio setidaknya sudah membunuh tiga orang di berbagai kota. Semua dilakukan dengan motif perampasan kendaraan milik korban. Kekejaman saat membunuh korban-korbannya, juga menjadi catatan tersendiri dalam persidangan.
Berdasar bukti-bukti itu, 14 Mei 2001, Rio divonis mati. Mendengar keputusan hakim, ia mengaku pasrah. "Saya bersyukur karena tidak mati saat sedang melakukan kejahatan. Tetapi mati dalam hukuman, mati dalam bertobat," katanya kepada para wartawan sesaat setelah vonis dijatuhkan.
Meski begitu, upaya banding tetap dilakukan para pengacara. Sementara Rio terus menjalani hukumannya di LP Kedungpane, Semarang, sebelum akhirnya dipindahkan ke LP Permisan di Pulau Nusakambangan. LP yang terletak di sebuah pulau di selatan Cilacap ini terkenal sebagai tempat para narapidana yang menjani hukuman berat atau hukuman mati.
7. SUMANTO
Sumanto (Jeremias Nyangoen), pemuda lugu dan miskin dari sebuah desa di Banyumas, Jawa Tengah, ditahan polisi atas tuduhan memakan mayat. Peristiwa tentang kanibalisme ini menggemparkan desa dan menjadi berita ramai di koran-koran. Wartawan muda Lili Wijaya (Farach Diana) ditugaskan untuk meliput kasus Sumanto itu. Ia mewawancarai Sumanto di dalam tahanan. Sumanto mengisahkan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga kemudian menjadi kanibal.
Lewat kilas balik, digambarkan Sumanto sejak kecil suka memakan binatang seperti jangkrik. Dikisahkan pula ia pernah berpacaran dengan Samien (Aty Cancer), gadis desa tetangganya. Sumanto dikeroyok pemuda desa saat berpacaran, dan sejak itu ia berpikir untuk mendapat ilmu kebal. Dia lalu berguru pada Ki Sirat (Sudjiwo Tejo). Syaratnya ia harus memakan sejumlah mayat. Ia kemudian merantau ke Lampung, menjadi buruh perkebunan. Di tempat ini ia sempat berhadapan dengan penjahat yang memaksanya menyerahkan uang. Karena terpaksa, Sumanto menebas perut sang penjahat hingga tewas. Mayat penjahat itu lalu dimakannya.
Kebiasaan ini berlanjut saat Sumanto pulang ke desanya, hingga diketahui warga dan ditangkap polisi. Lili yang ingin melengkapi laporannya, mencari Ki Sirat. Lili diajak Ki Sirat ke tempat sunyi dan diancam akan dibunuh, karena laporannya bisa menyeretnya ke pengadilan. Lili lolos dari ancaman dan menyelesaikan laporannya.
8. TUBAGUS YUSUF MAULANA (DUKUN USEP)
Muhammad Tubagus Yusuf Maulana (lahir 1968) atau lebih dikenal dengan nama Dukun Usep merupakan pelaku pembunuhan yang diketahui telah membunuh 9 orang di Lebak. Ia dikenal sebagai dukun yang dapat menggandakan uang, dengan cara itu ia menjerat korbannya yang kemudian membunuhnya dengan menggunakan racun potasium. Dukun Usep divonis mati pada 10 Maret 2008 dan kemudian vonis dilaksanakan pada 18 Juli 2008 di sebuah desa di Lebak.
9. Ny. ASTINI
pelaku pembunuhan 3 orang di Surabaya. Vonis hukuman mati dan telah dieksekusi tahun 2005. Astini alias Bu Lastri dinyatakan bersalah, karena melakukan mutilasi (membunuh dan memotong mayat korban) dengan dimasukkan ke dalam tas kresek yang dibuang di beberapa tempat sampah dan sungai di Surabaya.
10. IPTU GARIBALDI HANDAYANI
Membunuh 7 (tujuh) orang secara sadis di Jambi
http://empatikita.blogspot.com/2011/11/top-10-pembunuh-tersadis-di-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar